Kamis, 11 Mei 2017

Kamu Tak Akan Pernah Paham Seberapa Dalam Luka yang Selalu Kucoba Balut dengan Tawa




Sedari dahulu aku selalu terbiasa begini. Senyum selalu kupajang di wajah. Tawa tak pernah sirna dari roman muka. Mungkin kamu menganggapku lucu maupun easy going. Aku suka membuatmu senang. Meskipun dengannya aku harus mengabaikan perasaanku sendiri yang terdalam. Aku hanya selalu ingin menjadi tempat nyaman bagimu tuk pulang. Pada tiap-tiap kali itu saat kamu tengah keletihan dari segala penat duniawi yang mengekang keseharian. Aku selalu ingin membuat harimu ceria. Mungkin bagimu aku konyol dan kurang serius. Namun ketahuilah aku selalu memperlakukanmu dengan tulus. Dalam hatiku selalu merapal namamu. Dalam anganku selalu membumbung segala impian masa depan denganmu. Tentang kita, tentang cinta, tentang bahagia juga tentang semua hal yang akan kita perjuangkan dalam kefanaan dunia.

Baca juga: Jalani Hidup dengan Ikhlas

Segala Pedih Kupendam Sendiri

Namun satu hal yang pasti, aku ingin membuatmu bahagia selalu, dan terkadang hal itulah yang justru membuatku harus selalu menekan inginku yang terdalam. Aku ingin menjadi sandaran kokoh bagimu dengan caraku sendiri namun kamu tak akan pernah tahu sejujurnya aku teramat rapuh dalam hatiku yang terdalam. Aku selalu membuatmu terhibur dengan tawa namun kamu tak akan pernah tahu seberapa dalam luka yang harus selalu kusembunyikan. Seringkali aku berpikir agar bertemu seseorang yang bisa melihat jauh ke dalam jiwaku. Bukan pada senyum di bibirku tapi tentang perih di perasaanku. Bukan pada kuat yang terpampang di fisikku namun pada rapuh yang bersemayam di jiwaku. Benarkah aku memang selalu membohongi diriku sendiri selama ini? Entahlah, aku terlanjur jatuh terlalu dalam dalam kepalsuan yang kugali sendiri. Meski aku tak tahu bagaimana aku akan menyelamatkan diri namun aku selalu bermunajat untuk kebahagiaan tulus kelak di esok hari.

Entah Dimana Kisah Kita Kelak Kan Berlabuh

Aku selalu membawa kepalsuan kemanapun. Semakin aku terlihat sumringah di depanmu maka semakin sedih perasaanku. Semakin aku terlihat tegar di hadapanmu maka akan semakin rapuh jiwaku. Aku mencintaimu namun mengapa aku justru seperti tidak becus bahkan untuk mencintai diriku sendiri? Maukah kamu sekali saja melihat ke dalam diriku yang sesungguhnya? Maukah kamu menyembuhkanku dan menjauhkan segala topeng yang selalu kugunakan untuk bersembunyi ini? Sungguh suatu hari aku yang akan sangat membutuhkan uluran bantuan darimu. Sebelum semakin dalam aku tenggelam. Sebelum semakin jauh aku berjalan dalam ketersesatan. Doaku selalu tentang sukses dan kebahagiaan kita berdua. Entah itu kamu atau aku kita bisa saling menguatkan. Dan juga belajar saling jujur untuk memeluk semua kepedulian yang selama ini selalu kita coba untuk mulai kita semai. Semoga kelak segala palsu tersibak, segala tulus merebak dan bahagia menemukan jalannya untuk merangkul kita berdua dalam penyatuan.


EmoticonEmoticon