Selasa, 16 Mei 2017

Jangan Putus Asa, Kebaikan Itu Masih Tetap Selalu Ada




Pernah punya masalah yang sulit dihadapi? Kisah berikut ini akan mengajarkan kita untuk jangan putus asa ketika ditimpa sebuah masalah.
Hidup ini tidak mudah, kita tentu sangat paham hal ini. Belakangan semuanya menjadi lebih terasa sulit, bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok saja kita harus berjuang mati-matian.

Harga yang mahal, pekerjaan yang sulit di dapatkan, atau bahkan berbagai masalah yang terjadi di tengah-tengah keluarga kita selama ini juga terasa begitu melelahkan. Lalu, haruskah kita mengambil berbagai tindakan yang mudah untuk mengatasinya?

Kisah Seorang Janda Muda
Kisah ini terjadi di Kansas, Amerika Serikat. Seorang janda muda yang memiliki enam orang anak sedang mengalami masalah keuangan yang sangat berat.

Ia tak lagi bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya, bahkan untuk sekedar memberi mereka makanan yang layakpun ia sudah tidak mampu. Beban hidupnya sebagai orangtua tunggal begitu berat, setelah kematian suaminya beberapa waktu yang lalu, ia harus menghidupi 6 orang anak berusia antara 2,5 hingga 15 tahun.

Sarah Robinson, begitu nama wanita itu. Suatu hari ia mendatangi sebuah supermarket besar di kotanya, dengan harapan ia dapat menemukan berbagai kebutuhan anak-anaknya di sana. Tak ada uang yang dibawanya, dan ia mengambil sejumlah barang di sana tanpa membayarnya.

Miris memang, mengingat keenam anaknya sangat membutuhkan makanan serta barang lainnya seperti popok dan pakaian hangat. Sementara, ia sendiri tidak memiliki uang untuk membeli semua kebutuhan tersebut. Seperti dugaannya, petugas toko memergoki perbuatannya dan segera melaporkannya kepada polisi setempat.

Rasa takut akan dimasukkan ke dalam penjara dan juga khawatir terhadap kondisi anak-anaknya, membuat wanita ini tak bisa menahan airmatanya.

Perbuatannya jelas salah dan itu diakuinya dengan penuh penyesalan. Sarah semakin ketakutan ketika Mark Engravelle yang bertugas di kepolisian Kansas datang dan akan menangani kasusnya. Bayangan borgol dan penjara semakin jelas di matanya.

Namun semua tak seperti dugaannya, sebab polisi yang bijak ini hanya melakukan interogasi tanpa memborgol kedua tangan Sarah.

Ia kemudian mengantarkan wanita tersebut kembali ke “rumahnya” yang hanya berupa sebuah mobil, sebab setelah kematian suaminya ia harus kehilangan rumahnya dan terpaksa tinggal di mobil bersama dengan anak-anaknya.

Mark meresa trenyuh dan sedih melihat kondisi anak-anak Sarah yang begitu menyedihkan, bahkan mereka tak memiliki sepatu dan hanya bertelanjang kaki saja.

Polisi ini membawa Sarah dan anak-anaknya kembali ke supermarket tersebut, dan membelikan mereka sepatu serta beberapa makanan yang dibutuhkan oleh mereka.

Ia juga membelikan beberapa barang yang tadinya akan dicuri oleh Sarah beberapa waktu yang lalu, agar wanita itu bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya selama beberapa waktu ke depan.

Sarah telah menyadari kesalahannya dan ia menyesal atas perbuatan yang sempat dilakukannya. Wanita ini juga mengucapkan terima kasih kepada Mark yang telah begitu baik dan mau membantunya, meski ia telah berbuat kesalahan sebelumnya.

Lalu, Mark membawa mereka kembali dan kisah ini kemudian diketahui oleh banyak orang di wilayah tersebut.

Kantor polisi tempat Mark bekerja menerima banyak sekali telepon dari masyarakat sekitarnya, mereka ingin membantu Sarah dan membuat hidup wanita itu dan anak-anaknya menjadi lebih layak. Banyak bantuan yang datang setelah kejadian tersebut dan Sarah sangat bersyukur atas semua itu.


EmoticonEmoticon